Buku Mencari Format Gerakan Dakwah Ideal Al-Itishom
- Rp 58.000 Rp 43.000
- Availability: In Stock
Buku ini, berusaha menggambarkan apa adanya_jauh dari ruh fanatisme golongan _mengenai hakikat setiap gerakan berbagai gerakan dakwah yang berkembang, sedikit banyak akan membuat kita bersikap lebih bijak dan dewasa saat berinteraksi dengan sesama muslim. Perbedaan ijtihad dalam berdakwah, bukan alasan untuk saling menyalahka, melainkan untuk saling melengkapi.
Resume Mencari Format Gerakan Dakwah Ideal Karya DR.SHADIQ AMIN
Bissmillahirrahmanirrahim
Ditengah sekumpulan cerita seputar dakwah terdapat realitas umat Islam, mengenai berbagai hal yang menggambarkan bahwa umat ini masih sangat sulit bersatu. Memperjuangkan agama Islam bukanlah semudah membalikkan telapak tangan yang dapat dilakukan seorang diri tanpa perencanaan yang matang. Seringkali menjelekkan atau bahkan menghina jamaah lain merupakan hal yang tidak asing lagi bagi setiap golongan. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab perpecahan antar umat Islam. Padahal sacara prinsip perjuangan, semua jamaah yang ada mengaku berada pada jalan Allah SWT. Hanya saja kembali pada masing-masing jamaah tersebut, karena setiap jamaah memiliki cara – cara dalam dakwah serta pendekatan yang berbeda dalam berdakwah. Ada sebuah jamaah yang mengutamakan dakwah secara tabligh, dengan cara mengadakan jawlah atau kunjungan kemasjid-masjid. Jamaah ini berusaha menghidupkan suasana keislaman dengan mengaktifkan masjid-masjid didaerah terpencil. Dalam segala keterbatasan ilmu yang dimilki oleh jamaah ini tidak menjadi hambatan untuk berdakwah dan menyampaikan ilmu. Secara konseptual ada beberapa sisi yang mereka abaikan misalnya saja sisi dakwah melalui sarana politik, media komusikasi, ataupun ekonomi. Mereka hanya berfokus pada dakwah masjid ke masjid. Selain itu ada jammah yang sibuk mengurus akidah dengan kembali dengan pemahaman nas-nash hadist secara ketat. Bagi jamaah ini, kembali pada tuntutan Rasulullah sekecil apapun merupakan satu keharusan. Akan tetapi semangat yang mengebu-gebu sementara ilmu yang pas-pasan seringkali membuat anggota jamaah ini mudah mengganggap sebuah fenomena yang tiadak ada teksnya dari Rasulullah SAW sebagai bid’ah. Nampak prasangka negatif antar jamaah sehingga sulit untuk membentuk rasa ukhuwah Islamiyah. Selanjutnya ada jamaah yang hanya sibuk dengan ibadah ritual. Duduk di pojok masjid bertasbih panjang mengabaikan dunia. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang mengabaikan anak dan istrinya untuk berdiam diri di masjid tanpa makan maupun minum. Sementara itu ada jamaah yang aktif mempromosikan berdirinya khilafah. Di depan mata mereka lemahnya ke Islaman umat dikarenakan hilangnya sosok khilafah, yang menjadi wadah politik untuk menegakkan ajaran Islam.
Begitu banyaknya jamaah yang saling mengembangkan keunggulannya masing-masing tanpa peduli pada yang lain untuk membentuk sebuah kesatuan. Hal inilah yang menyebabkan perpecahan dalam diri umat muslim. Pentingnya bagi kita membentuk gerakan Islami adalah untuk kepentingan umat Islam itu sendiri. Karena seiring dengan berkemangnya zaman, berkembang juga pola pikir manusia yang menyebabkan timbulnya perbedaan-peredaan pendapat. Dan kemudian berakhir pada kerusakan moral. Atas kerusakan yang dialami manusia saat ini membuat jelas bahwa kita harus segera bertindak membenahi segala persoalan yang terjadi. Berikut adalah tanda kerusakan muncul di berbgai sudut kehidupan dantaranya adalah kerusakan dalam hukum dan politik yakni dengan menjauhkan Al-Qur’an dengan singgasana kekuasaan dan mengganti syariat langit dengan syariat bumi. Para penguasa memimpin sesuka hati mereka berdasarkan nafsu. Kerusakan selanjutnya adalah dalam kehidupan sosial. Seperti pengeksploitasian kaum wanita dalam medan perang melawan Islam. Mereka menjerumuskan wanita kedalam neraka untuk melemahkan akidah-akidah umat Islam. Penipuan-penipuan yang dilakukan oleh zionis dewasa ini sedang gencar. Tapi tanpa kita sadari kitapun masuk kedalam perangkap besar yang telah mereka siapkan untuk melemahkan akidah umat Islam.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi, dakwah merupakan sebuah solusi yang ditawarkan oleh Islam. Bagaimana kita mampu melawan penipuan-penipuan zionis dan mengemasnya menjadi satu motivasi untuk memajukan peradaban Islam. Solusi itu adalah membangun sebuah jamaah islami yang menyeru manusia kepada kebaikan, mencegah dari kemungkaran, dan mampu memikul beban dakwah yang mereka usung. Dengan membentuk suatu jamaah, maka perjuangan akan lebih mudah dan terarah. Bahkan Allah SWT pun menjanjikan syurga bagi hamba-Nya yang beriiltizam dengan jamaah. Beramal dalam jamaah merupakan sebuah kewajiban untuk menghapus kemungkaran terbesar, kejahatan yang telah menjauhkan Islam dari pemerintahan dan memberlakukan hukum-hukum yang tidak sesuai dengan Al-Qu’an dan sunnah. Hilangnya kekuatan pemerintah dari kaum yang tidak mempercayai hukum-hukum Islam yang hanif dan lemahnya kaum muslimin untuk menunaikan kewajiban ini, akan menyebabkan munculnya musibah dan kejahatan terhadap orang lain. Itulah yang disebut kemungkaran terbesar. Sekarang bagaiman kita sebagai umat Islam menyikapinya dan menghindari terjadinya hal seperti diatas. Akan tetapi salah satu kelebihan setan adalah memperindah keburukan seseorang dalam pandangannya. Setelah itu orang tersebut menjauhkan diri meninggalkan jamaah untuk menjalankan syiar-syiar Islam, seperti shalat dan shaum sunnah. Contoh diatas adalah contoh orang yang tidak faham mengenai tabiat agama ini dan tidak mengetahui bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah pilar yang kokoh. Sehingga terjadi penyimpangan dalam konsep Islam. Mengamalkan agama ini tidak cukup hanya dengan meninggalkan yang haram, namun disertai dengan menegakkan kalimatullah. Adapun jihad dan dakwah hanya ditujukan kepada Allah.
Jalan keluar dari permasalahan ini hanya satu yaitu jalan para nabi. Jalan yang menyerukan manusia untuk menyembah dan beribadah kepada Allah. Para dai menjalankan peran sebagai seorang nabi. Peran yang diletakkan Allah dan Rasul-Nya diatas leher ulama yang ikhlas dan dai yang jujur. Ketika para dai menyampaikan apa yang datang dari Allah Ta’ala dan berlandaskan pada kejujuran dan pengetahuan, maka peran tabligh tidak layak dilakukan, kecuali oleh mereka yng memiliki penetahuan dan kejujuran. Oleh karena itu setiap dai hendaknya jujur kepada Allah dalam perkataan dan bisikan. Dan dari setiap jejak langkahnya hanya ditujukan kepada Allah SWT semata denga hati yang ikhlas. Hendaknya mereka menjaga sunnah dan senantiasa berjamaah serta menghindari dosa-dosa kecil. Imam Hasan Al Banna berkata ” Wahai ikhwan, sungguh, aku tidak mengkhawatirkan dunia menyatu pada kalian, karena dengan izin Allah, kalian lebih kuat darinya. Namun aku menkhawatirkan dua hal atas kalian : aku khawatir jika kalian lupa kepada Allah, sehingga Ia menyandarkan kalian pada diri kalian sendiri. Dan aku khawatir kalian melupakan saudara-saudara kalian, sehingga petaka diantara kalian terjadi sangat keras.” Mendahulukan pendapat dari pada syraiat adalah merupakan panggkal fitnah syubhat dan fitnah hawa nafsu. Fitnah syubhat diatasi dengan keyakinan dan fitnah hawa nafsu harus dulawan dengan kesabaran.
Pertanyaan yang timbul dari dalam diri saya adalah seberapa pentingnyakah sebuah amalan Islami yang dilakukan oleh seorang dai?dan saya menemukan jawabannya tidak didalam buku, tapi jawaban itu saya temukan dalam kehidupa. Bahwa hidup adalah beramal. Dan dakwah merupakan ladang amal yang besar untuk kita garap. Karena dakwah adalah perilaku bukan sekedar bicara. Oleh karena itu sikap dan perilaku kita terefleksikan dalam aktivitas dakwah. Penilaian yang diberikan oleh masyarakat adalah sebuah penerimaan dakwah yang kita syiarkan. Amalan Islami merupakan kunci untuk diterimanya kita untuk berdakwah dalam sebuah lingkungan. Dan Allah lah yang akan memberikan pahala untuk setiap aktivitas dakwah yang kita lakukan.
Salah satu cara yang efektif dalam berdakwah adalah membentuk suatu gerakan bersama yang dilandasi dengan prinsip-prinsip Islam. Beberapa karakter harus ada dalam sebuah gerakan Islam. Setiap karakter dianggap sebagai pilar penting dalam gerakan itu. Karakter-karakter tersebut adalah, yang pertama adalah pemahaman serta realitas jamaah tentang ”La ilaha illallah” jelas bagi dai. Pemahaman terhadap konsep ketuhanan ”uluhiyah” hanya untuk Allah. Serta loyalitas yang harus diberikan setiap anggota terhadap jamaah dan para pemimpin mereka. Yang kedua adalah adanya kejelasa visi jamaah dalam mencapai tujuan dan metode dalam beramal. Yang ketiga adalah landasan tarbiyah yang kuat dalam setiap individu. Serta jamaah ini dapat memberi pengaruh pada setiap sisi, sisi amal maupun sisi teori. Yang keempat hendaknya jamaah menegakkan syariat untuk membangun negara Islam. Selanjutnya adalah bagimana jamaah tersebut berusaha untuk merealisasikan tujuan besar yang telah disebutkan diatas. Jamaah harus memilki sarana pemikiran, sistem yang baik, serta strategi yang tepat dan baik dalam beramal untuk mencapai kesuksessan dakwah.
Banyak sekali jamaah yang berdakwah lewat keyakinan masing-masing yang dilandaskan atas prinsip dasar Islam. Tapi itu semua kembali kepada kita melihat bagimana yang terbaik. Karena setiap jamaah memiliki kebaikan dan keburukan masing-masing. Dan kita sebagai manusia harus bisa menilai dan membedakan mana yang sesuai dengan syariat Islam dan mana yang menyimpang. Pada intinya setiap jamaah memiliki kebaikan dan manfaatkanlah setiap kebaikan itu dengan sebaik-baiknya.
Alhamdulillahirabil’alamin..